Kelogisankalimat haruslah sesuai agar pembaca atau pendengar mudah memahaminya. Contoh: Kepada Bapak Wadek waktu dan tempat kami persilahkan (tidak efektif) Bapak wadek dipersilahkan menyampaikan sambutannya sekarang (efektif) Demikianlah penjelasan mengenai Pengertian Kalimat, Kalimat Efektif, Ciri, Syarat & Contohnya (Lengkap).
Penulisankalimat efektif bahasa Indonesia mengacu pada Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) atau Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Contoh : Ibuku memperjuangkan karirnya dengan baik. Jika mengacu pada PUEBI, kalimat tersebut termasuk kalimat tidak efektif karena kata 'karir' tidak sesuai dengan ejaan yang benar.
Artikalimat merupakan gabungan kata atau frase kata yang disusun menurut susunan tertentu, sehingga mempunyai arti atau makna. Kalimat harus terdiri dari minimal dua kata atau dua frase kata, yaitu kata subjek dan predikat. Selain itu kalimat tersebut juga harus memiliki arti tertentu. Menurut Susilo (1990), frase kata atau kombinasi kata
Vay Tiį»n Trįŗ£ Góp 24 ThĆ”ng. 10 Contoh Kalimat dengan Penulisan yang Salah serta Perbaikannya dalam Bahasa Indonesia ā Dalam setiap pelajaran bahasa Indonesia, tentu kita sering diajarkan bagaimana cara menulis kalimat dengan baik. Di dalam materi contoh kalimat dengan penulisan yang salah serta perbaikannya, kamu akan mengetahui bahwa sifat utama kalimat yang salah adalah terlalu bertele-tele atau tidak efektif dan ada kata tidak baku. Jika kamu menuliskan paragraf dengan isi bertele-tele juga pasti akan membuat bingung para pembacanya. Pastikan kamu mengerti bagaimana versi benarnya dari beberapa contoh berikut ini. 10 Contoh Kalimat dengan Penulisan yang SalahDaftar Isi10 Contoh Kalimat dengan Penulisan yang SalahContoh 1Contoh 2Contoh 3Contoh 4Contoh 5Contoh 6Contoh 7Contoh 8Contoh 9Contoh 10 Daftar Isi 10 Contoh Kalimat dengan Penulisan yang Salah Contoh 1 Contoh 2 Contoh 3 Contoh 4 Contoh 5 Contoh 6 Contoh 7 Contoh 8 Contoh 9 Contoh 10 pisitheng Pasti kamu sudah pernah mendengar istilah kata tidak baku. Di dalam bahasa Indonesia terdapat kamus besar berisi kumpulan kata baku. Jika kamu bingung seperti apa kata bakunya, kamu bisa membuka kamus besar bahasa Indonesia tersebut untuk mengetahuinya. Kata tidak baku artinya adalah sebuah kata tidak sesuai dengan seharusnya. Hal ini sering sekali tidak dipahami oleh masyarakat Indonesia. Bahkan, masih banyak yang menganggap contoh kalimat dengan penulisan yang salah itu sudah benar, padahal masih salah. Kesalahan ini biasanya terjadi karena banyak yang tidak mengetahui apa kata bakunya, padahal kata baku sudah merupakan standar dalam bahasa Indonesia. Misalnya, orang-orang lebih sering menganggap bahwa kata apotik sudah benar, padahal kata bakunya adalah apotek. Kemudian, kalimat tidak efektif juga menjadi tanda pada contoh kalimat dengan penulisan yang salah. Tidak efektif artinya masih bertele-tele atau tidak langsung pada intinya. Tidak efektif ini membuat kalimat tidak nyaman dibaca, bahkan bisa membuatnya sulit dimengerti. Materi tentang penulisan dan berbahasa dengan baik ini merupakan materi dasar dalam bahasa Indonesia. Bahkan sudah diajarkan sejak dini untuk membentuk kebiasaan berbahasa dengan baik serta materi ini biasanya diulang-ulang di setiap sekolah, mulai dari dasar sampai atas. Agar lebih paham lagi bagaimana cara penulisan dan berbahasa dengan baik, kamu harus banyak belajar contoh kalimat dengan penulisan yang salah serta bagaimana perbaikannya. Berikut ini beberapa contoh penulisan salah dan bagaimana perbaikannya. Contoh 1 Ibu mengantri di loket untuk membeli tiket kereta api tujuan kota Surabaya. Contoh tersebut menyatakan bahwa ada seorang ibu pergi ke loket untuk membeli tiket kereta api tujuan kota Surabaya. Memang contoh tersebut bisa dimengerti bagaimana maksudnya. Jika membacanya kamu juga tidak akan salah paham dengan maksudnya. Namun, sebenarnya dari contoh kalimat dengan penulisan yang salah tersebut tetap ada kesalahan. Kesalahannya terletak pada kata tidak baku, yaitu mengantri. Padahal kata baku seharusnya adalah mengantre. Sehingga, jika dibenarkan akan menjadi Ibu mengantre di loket untuk membeli tiket kereta api tujuan kota Surabaya. Memang kesalahannya tidak harus terletak pada efektif atau tidaknya. Namun, bisa juga dari kata baku atau tidaknya sehingga harus benar-benar diperhatikan. Contoh 2 Aku membawakan kue agar untuk diberikan kepada pamanku yang sedang sakit. Dari contoh kalimat dengan penulisan yang salah tersebut jika ditanya mana letak kesalahannya, tentu kamu sudah bisa menjawabnya. Pada contoh ini kesalahannya tidak lagi terletak pada baku atau tidak, namun terletak pada efektif atau tidaknya. Jika diperhatikan lagi, memang contohnya tidak enak dibaca karena bertele-tele. Itu sebabnya harus diperbaiki menjadi Aku membawakan kue untuk diberikan kepada pamanku yang sedang sakitā. Tentu pernyataan ini sudah sesuai dengan kaidah bahasa dengan baik dan benar. Penggunaan kata agar dan untuk tidak seharusnya diletakkan dalam satu kalimat. Terutama jika letaknya sangat berdekatan. Contoh 3 Maya pergi ke luar kota dengan naik motor padahal itu sangat beresiko. Di dalam contoh kalimat dengan penulisan yang salah ini masih cukup efektif sehingga masih enak dibaca dan mudah dipahami. Namun, terdapat satu kesalahan kecil pada contoh tersebut yaitu terdapat kata tidak baku. Seharusnya berisiko bukan beresiko. Sehingga, jika diperbaiki menjadi Maya pergi ke luar kota dengan naik motor padahal itu sangat berisikoā. Sangat mudah memahaminya asalkan kamu banyak belajar tentang kata-kata baku serta belajar bagaimana menyusun kalimat secara efektif agar mudah dipahami. Terkadang contoh seperti itu memang tidak mengundang salah paham karena kesalahannya hanya pada baku atau tidak. Namun, jika tidak efektif tentu akan membuat bingung pembaca atau pendengarnya. Contoh 4 Adik hari ini dibawa ke rumah sakit akibat terserang penyakit tipes. Selalu perhatikan baik-baik kalimatnya jika ingin menentukan apakah memang salah. Banyak sekali murid yang mengalami kesalahan kecil dalam mengenali mana kalimat salah dan benar karena tidak teliti, seperti pada contoh kalimat dengan penulisan yang salah tersebut. Kebanyakan orang mengenal dengan istilah penyakit tipes, padahal tipes tidak baku meskipun hampir semua orang di Indonesia mengenalnya dengan nama tersebut. Kata baku tipes adalah tifus. Sehingga, perbaikannya adalah Adik hari ini dibawa ke rumah sakit akibat terserang penyakit tifusā. Untuk mengetahui lebih banyak tentang baku dan tidak, kamu harus sering-sering meneliti menggunakan kamus besar bahasa Indonesia. Contoh 5 Intan bermain ke rumah Ray untuk mendapatkan pembahasan pengupasan soal matematika. Berbeda dari contoh sebelumnya, pada pernyataan ini akan sedikit menimbulkan rasa bingung saat dibaca. Hal ini dikarenakan letak kata pembahasan dan pengupasan terlalu dekat, padahal kedua kata tersebut memiliki makna mirip. Pada contoh kalimat dengan penulisan yang salah tersebut terdapat makna bahwa Intan akan bermain ke rumah Ray untuk mendapatkan pembahasan tentang soal matematikaā. Itulah mengapa seharusnya menggunakan salah satu saja antara pembahasan atau pengupasan. Sehingga, jika diperbaiki akan menjadi Intan bermain ke rumah Ray untuk mendapatkan pembahasan soal matematikaā atau Intan bermain ke rumah Ray untuk mendapatkan pengupasan soal matematikaā. Namun, lebih enak dibaca jika menggunakan pembahasan. Contoh 6 Romi mengijinkan Humi menginap di rumahnya malam ini karena ada kebakaran di rumah Humi. Melalui contoh kalimat dengan penulisan yang salah tersebut maknanya masih bisa dipahami, yaitu terdapat peristiwa kebakaran di rumah Humi sehingga Romi membolehkannya menginap di rumahnya. Tetapi kesalahannya pada kalimat ini terletak pada kata mengijinkan. Mungkin, kamu juga sudah sering mendengar kata ijin saat sekolah, misalnya ada teman yang tidak masuk. Mereka akan mengirim surat ijin kepada guru, tetapi sebenarnya kata ijin ini salah. Bakunya adalah izin sehingga seharusnya menjadi mengizinkan bukan mengijinkan. Jika diperbaiki maka akan menjadi Romi mengizinkan Humi menginap di rumahnya malam mini karena ada kebakaran di rumah Humiā. Kalimatnya sudah menjadi lebih enak dibaca serta sudah sesuai dengan standar seharusnya. Contoh 7 Guru mengatakan bahwa terdapat terjadi gempa bumi pagi ini. Kalimatnya terkesan bertele-tele sehingga membuat bingung saat dibaca. Sebenarnya inti kalimat tersebut sudah jelas, yaitu guru mengatakan bahwa ada peristiwa gempa bumi pagi ini. Namun, tambahan kata terdapat dan terjadi membuatnya menjadi tidak enak dibaca. Seharusnya, gunakan salah satu saja dari kedua kata tersebut. Perbaikannya adalah Guru mengatakan bahwa terdapat gempa bumi pagi iniā atau Guru mengatakan bahwa terjadi gempa bumi pagi iniā. Penggunaan kata terjadi lebih cocok dalam hal ini. Jika membicarakan peristiwa maka kamu harus menggunakan kata terjadi agar lebih pas. Jangan lupa untuk belajar bagaimana menggunakan kata yang pas agar semakin enak dibaca. Contoh 8 Bunda memberiku uang saku lebih untuk membeli coklat. Mayoritas orang juga akan mengatakan coklat karena memang itu kebiasaannya. Namun, dalam contoh kalimat dengan penulisan yang salah ini mengandung kata tidak baku. Seharusnya cokelatā jika disesuaikan dengan kamus besar bahasa Indonesia. Sehingga, perbaikannya adalah Bunda memberiku uang saku lebih untuk membeli cokelatā. Dengan contoh ini, kamu akan sadar bahwa banyak sekali orang-orang salah berkata namun terus menjadi kebiasaan. Padahal, sebenarnya terdapat standar sendiri dalam hal ini. Contoh 9 Aku suka pergi ke sekolah dengan menaiki bis. Dari contoh kalimat dengan penulisan yang salah tersebut harus ada perbaikan pada kata bis karena bis tidak baku. Harus diganti dengan bus jika disesuaikan dengan kamus besar bahasa Indonesia. Namun, sebenarnya makna dalam kalimat tersebut mudah dipahami, yaitu subjek aku menyukai transportasi bus untuk dinaiki pergi ke sekolah. Hanya saja kesalahan kecil tersebut menjadi poin negatif. Harus diperbaiki menjadi Aku suka pergi ke sekolah dengan menaiki busā. Contoh 10 Hakekatnya seorang ibu dan ayah harus wajib menyayangi anaknya sepenuh hati. Terdapat 2 kesalahan pada kalimat tersebut, yaitu ada kata tidak baku serta kurang efektif. Seharusnya, menggunakan kata hakikat bukan hakekat jika disesuaikan dengan kamus besar bahasa Indonesia. Orang-orang juga masih banyak salah mengerti dalam penulisan ini. Kemudian, agar lebih efektif harus menghilangkan kata harus atau wajib karena keduanya memiliki makna yang sama. Jangan pernah menggunakan kata memiliki makna mirip dalam satu kalimat karena hal tersebut justru akan membuat kalimatnya menjadi kurang efektif. Kamu harus memperbaikinya menjadi Hakikatnya seorang Ibu dan Ayah harus menyayangi anaknya sepenuh hatiā atau Hakikatnya seorang Ibu dan Ayah wajib menyayangi anaknya sepenuh hatiā. Banyaklah belajar contoh kalimat dengan penulisan yang salah agar semakin paham lagi. Semoga penjelasan ini bermanfaat. Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idaman mu Kost Dekat UGM Jogja Kost Dekat UNPAD Jatinangor Kost Dekat UNDIP Semarang Kost Dekat UI Depok Kost Dekat UB Malang Kost Dekat Unnes Semarang Kost Dekat UMY Jogja Kost Dekat UNY Jogja Kost Dekat UNS Solo Kost Dekat ITB Bandung Kost Dekat UMS Solo Kost Dekat ITS Surabaya Kost Dekat Unesa Surabaya Kost Dekat UNAIR Surabaya Kost Dekat UIN Jakarta
Contoh Penulisan Kata yang Benar Menurut EYD KBBI ā Untuk membuat kalimat yang baik, pemilihan kata dan bahasa sangat berperan penting. Bisa dibayangkan jika ketika memilih kata sudah salah, kalimat yang dihasilkan pasti juga tidak bagus. Di Indonesia, aturan mengenai penggunaan kata sudah diatur dalam Ejaan Yang Disempurnakan EYD pada Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI. Berbagai macam cara penulisan kata, hingga kata baku dan tidak baku juga disebutkan pada KBBI sebagai referensi penulisan. Yuk, simak ulasannya! Penulisan Kata Berdasarkan EYD KBBIDaftar IsiPenulisan Kata Berdasarkan EYD KBBI1. Penulisan Kata Dasar2. Penulisan Kata Berimbuhan3. Penulisan Bentuk Ulang4. Penulisan Gabungan Kata5. Penulisan Pemenggalan Kata6. Penulisan Kata Depan7. Penulisan Partikel8. Penulisan Singkatan dan Akronim9. Penulisan Angka dan Bilangan10. Penulisan Kata Ganti11. Penulisan Kata SandangPenutup Daftar Isi Penulisan Kata Berdasarkan EYD KBBI 1. Penulisan Kata Dasar 2. Penulisan Kata Berimbuhan 3. Penulisan Bentuk Ulang 4. Penulisan Gabungan Kata 5. Penulisan Pemenggalan Kata 6. Penulisan Kata Depan 7. Penulisan Partikel 8. Penulisan Singkatan dan Akronim 9. Penulisan Angka dan Bilangan 10. Penulisan Kata Ganti 11. Penulisan Kata Sandang Penutup Getty Images/Anna Ostanina Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diatur berbagai macam penggunaan kata, mulai dari kata baku untuk percakapan formal, hingga kata tidak baku untuk percakapan sehari-hari. Ada pula penjelasan mengenai arti kata dalam bahasa Indonesia, turunan kata, frase, serta informasi lainnya. KBBI dapat diakses secara online maupun melalui aplikasi sehingga lebih praktis. Agar kamu memahami penulisan kata yang benar menurut EYD KBBI, kali ini Mamikos akan memberikan referensi. 1. Penulisan Kata Dasar Berdasarkan PUEBI, kata dasar ditulis sebagai satu rangkaian atau kesatuan. Contoh Ruang kelas penuh sesak. Ayah pergi ke kantor. Kamus itu sangat berat. 2. Penulisan Kata Berimbuhan Kata berimbuhan adalah kata yang mendapatkan awalan, sisipan, akhiran, ataupun awalan dan akhiran. Penulisan imbuhan dilakukan serangkai dengan bentuk dasarnya. Apabila ada imbuhan yang didapatkan dari unsur asing -isme, -man, -wan, atau -wi, penulisannya serangkai dengan bentuk dasar. Contoh Berlari Berkesinambungan Memperbaiki Gemetar Keinginan Sastrawan Seniman Manusiawi Dinamisme Surgawi Bentuk kata berimbuhan terikat ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya. Contoh Adibusana Antarkota Antibiotik Biokimia Demoralisasi Dwiwarna Ekstrakurikuler Infrastruktur Kontraindikasi Mancanegara Multilateral Narapidana Nonkolaborasi Paripurna Pascasarjana Pramusaji Prasejarah Proaktif Semiprofesional Subbagian Swadaya Telewicara Transmigrasi Tunakarya Tritunggal Apabila terdapat bentuk terikat yang diikuti kata dengan huruf awal kapital atau singkatan yang berupa huruf kapital, dirangkaikan dengan tanda hubung -. Contoh Anti-PKI Non-Amerika Non-ASEAN Pan-Afrikanisme Pro-Barat Apabila terdapat bentuk maha yang diikuti kata turunan mengacu pada nama atau sifat Tuhan maka ditulis terpisah dengan huruf awal kapital. Contoh Kita panjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih. Apabila bentuk maha diikuti kata dasar mengacu kepada nama atau sifat Tuhan, kecuali kata esa, maka ditulis serangkai. Contoh Bersyukurlah kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Tuhan Yang Maha Esa telah memberikan banyak nikmat. 3. Penulisan Bentuk Ulang Aturan penulisan kata ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung - di antara unsur-unsurnya. Contoh kupu-kupu anak-anak lauk-pauk berlari-lari mondar-mandir hati-hati ramah-tamah terus-menerus sayur-mayur porak-poranda mata-mata serba-serbi tunggang-langgang Apabila ada bentuk ulang gabungan kata, penulisannya dilakukan dengan mengulang unsur pertama. Contoh Kisah klasik kisah-kisah klasik Kursi tua kursi-kursi tua Bus malam cepat bus-bus malam cepat Pada kasus bentuk ulang yang memiliki huruf kapital, seperti pada nama lembaga, dokumen, atau judul buku, bentuk ulang sempurna diberi huruf kapital pada huruf pertama tiap unsurnya. Bentuk ulang lain diberi huruf kapital hanya diberi pada huruf pertama unsur pertamanya. Contoh Pembicara mempresentasikan hasil penelitian tentang āAplikasi Asas-Asas Hukum Pidanaā. Seminar bertema āTerus-menerus Ramah-tamahā diadakan di tingkat RT. 4. Penulisan Gabungan Kata Unsur gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk. Kata tersebut termasuk istilah khusus dan ditulis terpisah. Contoh simpang lima cendera mata duta besar model linear kambing hitam persegi panjang orang tua rumah sakit jiwa Apabila terdapat gabungan kata yang bisa menimbulkan salah pengertian, kata tersebut ditulis dengan memberikan tanda hubung - Contoh anak-istri kolonel anak dan istri dari kolonel anak istri-kolonel anak dari istri kolonel ibu-ayah mereka ibu dan ayah mereka ibu ayah-mereka ibu dari ayah mereka buku-sejarah lama buku sejarah yang lama buku sejarah-lama buku tentang sejarah lama Apabila terdapat gabungan kata yang penulisannya terpisah,maka penulisannya tetap terpisah jika mendapat awalan atau akhiran. Contoh bertepuk tangan garis bawahi sebar luaskan Apabila terdapat gabungan kata yang mendapat awalan dan akhiran sekaligus, penulisannya serangkai. Contoh Diberitahukan Menggarisbawahi Menyebarluaskan Pertanggungjawaban Gabungan kata yang sudah padu ditulis serangkai. Contoh Adakalanya Apalagi Bagaimana Barangkali Belasungkawa Dukacita Kacamata Kasatmata Kilometer Matahari Olahraga Saputangan Saripati Sediakala Sukacita Sukarela Wiraswasta 5. Penulisan Pemenggalan Kata Pemenggalan kata sesuai PUEBI yang diterapkan pada kata dasar dilakukan dengan cara berikut. Apabila di tengah kata terdapat huruf vokal berurutan, pemenggalan dilakukan di antara kedua huruf vokal tersebut. Contoh bu-ah ni-at sa-at Kategori huruf diftong memuat unsur ai, au, ei, dan oi penulisannya tidak dipenggal. Contoh Lan-dai Au-ra Sau-da-ri Sa-lah Apabila di tengah kata dasar terdapat huruf konsonan termasuk gabungan huruf konsonan di antara dua huruf vokal, pemenggalan dilakukan sebelum huruf konsonan. Contoh Ba-nyak La-ri De-ngan Ke-nyang Mu-ta-khir Mu-sya-wa-rah Pemenggalan dilakukan di antara kedua huruf konsonan jika di tengah kata dasar ada dua huruf konsonan yang posisinya berurutan. Contoh Ap-ril makh-luk sang-gup swas-ta Pemenggalan dilakukan di antara huruf konsonan pertama dan kedua. Cara ini dilakukan jika di tengah kata dasar terdapat tiga huruf konsonan atau lebih masing- masing melambangkan satu bunyi. Contoh Eks-tra In-fra Ben-trok In-stru-men Tidak dilakukan pemenggalan kata pada gabungan huruf konsonan yang melambangkan satu bunyi. Contoh Ba-nyak Ikh-las Kong-res Makh-luk 6. Penulisan Kata Depan Penulisan kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Contoh Di mana dia tinggal? Uang ibu disimpan di dalam dompet. Mari berangkat ke sekolah. Saya pergi ke sana. Ia tidak beranjak dari tempatnya. 7. Penulisan Partikel Penulisan partikel -lah, -kah, dan -tah dilakukan secara serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Contoh Ambillah kue yang ada di meja! Apakah yang kamu inginkan? Siapakah orang yang kamu maksud? Apatah gunanya mengharapkan belas kasihan? Akankah masa ini bisa dilalui dengan baik? Penulisan partikel pun dilakukan secara terpisah dari kata yang mendahuluinya. Namun, partikel pun yang merupakan unsur kata penghubung ditulis serangkai. Contoh Tidak diminta pun ia akan tetap datang. Jangankan dua kali, sekali pun kakak tidak pernah memujiku. Meskipun belum mendapatkan hal yang diinginkan, ia tidak menyerah. Ibu tetap berjualan walaupun tidak ada pembeli. Penulisan partikel per ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Namun, aturan ini hanya berlaku untuk perā yang maknanya adalah demiā, tiapā, atau mulaiā. Para tamu undangan masuk ke dalam ruangan satu per satu. Harga pensil itu Rp1000,00 per biji. Karyawan itu akan diberhentikan per 1 April. 8. Penulisan Singkatan dan Akronim Singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan tanda titik pada setiap unsur singkatan. Contoh Supratman = Wage Rudolf Supratman = master of business administration = magister science = magister pendidikan = sarjana teknik = sarjana sosial = sarjana pendidikan = sarjana hukum Islam Sdr. = saudara Singkatan yang terdiri dari huruf awal setiap kata nama lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, lembaga pendidikan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik. Contoh NKRI = Negara Kesatuan Republik Indonesia UGM = Universitas Gadjah Mada PGRI = Persatuan Guru Republik Indonesia KUHP = Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata bukan nama diri ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik. Contoh PT = Perseroan Terbatas SD = Sekolah Dasar KTP = Kartu Tanda Penduduk SIM = Surat Izin Mengemudi NIS = Nomor Induk Siswa Singkatan yang terdiri dari tiga huruf atau lebih diikuti tanda titik. Contoh hlm. = halaman dsb. = dan sebagainya dst. = dan seterusnya yth. = yang terhormat ttd. = tertanda dkk. = dan kawan-kawan Singkatan yang terdiri dari dua huruf yang lazim dipakai dalam surat-menyurat masing-masing diikuti oleh tanda titik. Contoh = atas nama = dengan alamat = sampai dengan Penulisan lambang kimia, takaran, timbangan, singkatan satuan ukuran, serta mata uang tidak diikuti tanda titik. Contoh Ar = Arsen km = kilometer kVA = kilovolt-ampere m = meter Rp = rupiah Penulisan dengan huruf kapital pada bagian huruf awal setiap kata tanpa tanda titik dilakukan pada akronim nama diri yang terdiri atas huruf awal setiap kata. Contoh BIN = Badan Intelijen Negara LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LAN = Lembaga Administrasi Negara Akronim nama diri berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal kapital. Contoh Bulog = Badan Urusan Logistik Kaltim = Kalimantan Timur Akronim bukan nama diri berupa gabungan huruf awal dan suku kata atau gabungan suku kata ditulis dengan huruf kecil. pemilu = pemilihan umum puskesmas = pusat kesehatan masyarakat tilang = bukti pelanggaran 9. Penulisan Angka dan Bilangan Angka Arab atau angka Romawi biasanya dipakai sebagai lambang bilangan atau nomor. Angka Arab 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 Angka Romawi I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, L 50, C 100, D 500, M VĢ MĢ Penulisan menggunakan huruf untuk bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata. Namun, ada pengecualian jika bilangan dipakai secara berurutan seperti perincian. Contoh Keluarga besarku menyaksikan film dokumenter sampai lima kali. Terdapat lebih dari lima juta eksemplar buku. Di antara 100 tamu yang datang, 30 tamu bisa duduk di kursi, sedangkan 70 tamu lainnya berdiri. Kakak membeli 15 apel, 20 jeruk, 5 alpukat, dan 2 semangka. Bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Namun, jika bilangan pada awal kalimat tidak bisa dinyatakan dengan satu atau dua kata, susunan kalimat diubah. Contoh Tiga belas kepala keluarga mendapatkan bantuan dari pemerintah. benar 13 kepala keluarga mendapatkan bantuan dari pemerintah. salah Lima peserta lomba mengikuti persiapan. benar 5 peserta lomba mengikuti persiapan. salah Panitia mengundang 300 orang peserta. benar 300 orang peserta diundang panitia. salah Penulisan menggunakan huruf dapat diterapkan pada angka yang menunjukkan bilangan besar. Tujuannya agar lebih mudah dibaca. Contoh Masyarakat tidak mampu mendapatkan bantuan 100 ribu rupiah. Perusahaan itu baru saja mengalami kerugian 2 triliun. Keuntungan yang didapatkan penjual mencapai 1 milyar rupiah. 10. Penulisan Kata Ganti Aturan penulisan kata ganti ku- dan kau- ditulis bersambung serangkai dengan kata yang mengikutinya. Namun, kata ganti -ku, -mu, dan -nya ditulis bersambung serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Contoh Mobil itu sudah kujual. Buku yang sudah dibeli ini boleh kaubaca. Kubawa pulang buku yang sudah dibeli. 11. Penulisan Kata Sandang Kata sandang seperti siā dan sangā ditulis terpisah dari kata yang mengikuti di belakangnya. Namun, jika ada unsur nama Tuhan ditulis dengan huruf kapital. Contoh Baju itu dikembalikan pada si penjual. Sang harimau tidak mau melepaskan mangsanya. Sang mentari enggan menunjukkan sinarnya. Ia berpasrah diri pada Sang Pencipta. Jangan menyerah selama masih ada Sang Maha Pengasih. Penutup Demikian informasi 11 contoh penulisan kata yang benar menurut EYD KBBI. Aturan yang cukup banyak tersebut tidak perlu langsung kamu hafalkan. Cara termudah untuk menguasai cara penulisan kata tersebut adalah dengan banyak berlatih, sehingga kamu akan terbiasa. Ketika menulis makalah, tugas, atau karangan, terapkan prinsip penulisan kata yang baik dan benar sesuai EYD KBBI. Selamat mempraktikkan! Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu Kost Dekat UGM Jogja Kost Dekat UNPAD Jatinangor Kost Dekat UNDIP Semarang Kost Dekat UI Depok Kost Dekat UB Malang Kost Dekat Unnes Semarang Kost Dekat UMY Jogja Kost Dekat UNY Jogja Kost Dekat UNS Solo Kost Dekat ITB Bandung Kost Dekat UMS Solo Kost Dekat ITS Surabaya Kost Dekat Unesa Surabaya Kost Dekat UNAIR Surabaya Kost Dekat UIN Jakarta
Jakarta - Kalimat efektif adalah kalimat yang secara penyusunan mudah dipahami dan tersampaikan maknanya secara tepat oleh pembaca atau pendengar. Dapat dikatakan efektif, jika gagasan yang disampaikan diterima oleh pendengar/pembaca dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan secara aktual ataupun potensial terdiri atas efektif dalam KBBI diartikan sebagai ada efek akibat, pengaruh, kesan. Jadi dapat diartikan, kalimat efektif adalah satuan bahasa yang lengkap dan sesuai kaidah yang dapat mengakibatkan pembaca atau pendengar mudah buku buku 'Membina, Memelihara, dan Menggunakan Bahasa Indonesia Secara Benar' Karya Edi Suyanto, kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat dan dapat dipahami oleh pendengar atau pembaca secara tepat efektif dan tidak efektif biasanya bisa dibedakan dari kaidah-kaidah dalam penyusunan kalimat. Jika itu kalimat efektif maka harus memenuhi1 unsur-unsur penting yang harus dimiliki setiap kalimat,2 aturan-aturan tentang Ejaan Yang Disempurnakan, dan3 cara memilih kata dalam kalimat diksi.Ciri-Ciri Kalimat EfektifMasih dalam buku karya Edi Suyanto, ciri-ciri kalimat efektif yang mudah dipahami pendengar atau pembaca, antara lain mencakup1. Kesatuan dan KesepadananKalimat efektif harus memiliki keseimbangan antara pikiran atau gagasan dengan struktur bahasa yang dipergunakan. Kesepadanan kalimat ini dapat dilihat dari struktur bahasa dalam mendukung gagasan atau konsep yang merupakan kepaduan umumnya dalam sebuah kalimat terdapat satu ide atau gagasan yang hendak disampaikan. Kesatuan dalam suatu kalimat bisa dibentuk jika ada keselarasan antar subjek-predikat, predikat-objek, dan predikat KesejajaranKalimat efektif juga harus mengandung kesejajaran antara gagasan yang diungkapkan dan bentuk bahasa sebagai sarana pengungkapnya. Kesejajaran dalam kalimat adalah penggunaan bentuk-bentuk kata atau kalimat atau konstruksi bahasa yang sama dan dipakai untuk memberi kejelasan kalimat secara PenekananSetiap kalimat memiliki sebuah gagasan pokok yang ingin ditekankan atau ditonjolkan penulis untuk pembaca atau pendengar. Seorang pembicara akan memberi penekanan pada bagian kalimat dengan memperlambat ucapan, meningkatkan suara, dan dalam kalimat adalah upaya pemberian aksentuasi, pemusatan perhatian pada salah satu unsur atau bagian kalimat, agar unsur atau bagian kalimat yang diberi penegasan/penekanan itu lebih mendapat perhatian dari pendengar atau penulisan ada berbagai cara untuk memberi penekanan pada kalimat, antara lain dengan cara pemindahan letak frase dan mengulangi kata-kata yang Hemat KataHemat dalam kalimat efektif maksudnya adalah kehematan dalam pemakaian kata, frase atau bentuk lainnya yang dianggap tidak perlu. Sebuah kata dikatakan hemat bukan karena jumlah katanya sedikit, melainkan menyangkut tentang gramatikal dan makna utamanya adalah seberapa banyaknya kata yang bermanfaat dan penting bagi pembaca atau pendengar. Untuk membuat kalimat efektif yang hemat setidaknya hindari pengulangan subjek kalimat, hiponim, bentuk kata bersinonim, makna jamak yang ganda, pemakaian kata depan 'dari' dan 'daripada'.5. Variasi Struktur KalimatSeseorang akan dapat menulis dengan baik apabila ia juga seorang pembaca yang baik. Akan tetapi, pembaca yang baik tidak berarti ia juga penulis yang baik. Seorang penulis harus menyadari bahwa tulisan yang dibuatnya akan dibaca orang bacaan atau tulisan yang baik merupakan suatu komposisi yang dapat memikat pembacanya untuk terus membaca sampai selesai. Salah satu caranya adalah menggunakan variasi kalimat yang didapatkan dengan membaca dan memperkaya kalimat efektif. Klik selanjutnya>>> Simak Video "Momen Jackson Wang Minta Belajar Bahasa Indonesia di Panggung HITC 2022" [GambasVideo 20detik]
buatlah contoh kalimat definisi menggunakan ejaan yang benar